CNN Indonesia | Selasa, 15/09/2020 09:47 WIB
Jakarta, CNN Indonesia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta PT Pertamina (Persero) mempercepat proyek gasifikasi batu bara bersama PT Bukit Asam (Persero) atau PTBA agar dapat segera menekan impor LPG Indonesia.
Proyek gasifikasi yang digagas dua perusahaan tersebut juga merupakan upaya hilirisasi batu bara. Nantinya, proyek gasifikasi dapat menghasilkan synthesis gas (syngas) hingga Dimethyl Eter (DME) sebagai substitusi Liquified Petroleum Gas (LPG/elpiji) rumah tangga
“Pertamina dan Bukit Asam sedang melaksanakan suatu projek untuk menghasilkan substitusi LPG, Dimethyl Eter (DME). Ini dihasilkan dari pemrosesan batu bara berkalori rendah. Diharapkan ke depannya bisa masif dilakukan,” ujarnya dalam diskusi Primetime News di Metro TV, Senin (14/9).
Diketahui, sebelumnya Pertamina dan Bukit Asam menandatangani perjanjian kerja sama hilirisasi pada 20 Maret 2020.
Melalui kerja sama ini, nantinya Bukit Asam akan mengolah batu bara kalori rendah menjadi methanol untuk dipasok ke Pertamina guna keperluan program Pertamina Gasoline A20.
Bukit Asam akan melakukan hilirisasi batu bara menjadi methanol di area wilayah tambangnya untuk kemudian menyuplai sebanyak 1 juta ton per tahun ke Pertamina.
Rencananya, produksi hilirisasi ini akan dimulai pada pertengahan hingga akhir 2024. Sebelumnya, kedua perusahaan ini akan bersama-sama untuk melakukan kajian pengembangan proyek serta studi kelayakan (feasibility study).
Hilirisasi batu bara menjadi ,ethanol ini, lanjut Arifin, juga akan mendukung program pemerintah untuk mengurangi impor gasoline atau bensin Premium.
“Ini juga mencerminkan bahwa ketahanan energi nasional bersumber dari bahan-bahan baku yang didapat di lokal,” tandasnya.