NEWS – Wilda Asmarini, CNBC Indonesia | 13 May 2022 13:25

Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia kini menjadi salah satu negara yang menerima “kebanjiran” pesanan batu bara dunia, baik dari negara Uni Eropa hingga Asia.
Ramainya pesanan batu bara dari Eropa ini terutama ketika Eropa melarang pembelian batu bara asal Rusia sejak awal April lalu sebagai bentuk sanksi Uni Eropa atas serangan Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu.

Terbaru, batu bara Indonesia pun “kebanjiran” pesanan dari India menyusul krisis listrik di Negeri Bollywood itu karena lonjakan permintaan listrik akibat gelombang panas dan terbatasnya pasokan batu bara.

Lantas, apakah RI mampu memenuhi lonjakan permintaan batu bara dari Eropa dan India tersebut? Berapakah produksi batu bara RI hingga saat ini? Apakah produksi batu bara RI melonjak dibandingkan periode yang sama tahun lalu akibat lonjakan permintaan ini?

Plh Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Indonesia atau Indonesia Mining Association (IMA) Djoko Widajatno mengatakan bahwa Indonesia masih bisa memenuhi permintaan India sesuai dengan permintaan yang sudah ditandatangani. Namun, jika harus menambah pasokan batu bara ke India, menurutnya kemungkinan akan cukup sulit dilakukan.

“Masih tetap bisa memenuhi permintaan India sesuai dengan permintaan yang sudah ditandatangani, akan tetapi bila ditingkatkan gak mungkin, karena kebutuhan Indonesia sendiri perlu kita penuhi dengan DMO (Domestic Market Obligation) dan juga masalah keterbatasan produksi akibat cuaca sehingga India mengalami kesukaran,” kata Djoko kepada CNBC Indonesia, Kamis (12/05/2022).

Lantas, berapa besar produksi dan ekspor batu bara RI sejauh ini?

Berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), selama Januari-April 2022, produksi batu bara RI tercatat mencapai 194,38 juta ton, dikutip per Jumat (13/05/2022).

Bila dibandingkan dengan periode yang sama 2021, produksi batu bara selama Januari-April 2022 ini terlihat “hanya” naik tipis. Produksi batu bara RI selama Januari-April 2021 tercatat sebesar 191,46 juta ton. Namun demikian, data produksi batu bara RI pada 2022 ini masih bisa meningkat lagi bila ada pembaruan data ke depannya.

Sementara dari sisi ekspor, ekspor batu bara RI selama Januari-April tercatat masih sebesar 66,51 juta ton, masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama 2021. Pada Januari-April 2021, ekspor batu bara RI tercatat sebesar 110,81 juta ton.

Lebih rendahnya ekspor selama empat bulan pertama tahun 2022 ini karena pada Januari 2022 Pemerintah Indonesia sempat melarang ekspor batu bara karena kritisnya pasokan batu bara untuk pembangkit listrik di dalam negeri. Begitu juga untuk data ekspor April terlihat belum sepenuhnya diperbarui.

Seperti diketahui, produksi batu bara RI pada 2021 tercatat mencapai 614 juta ton. Namun, pemakaian domestik hanya sebesar 133 juta ton, sehingga selebihnya masih dijual keluar negeri.

Pada 2022 ini, produksi batu bara RI ditargetkan naik menjadi 663 juta ton dan konsumsi dalam negeri sebesar 165,7 juta ton.

Dengan produksi batu bara RI selama Januari-April 2022 ini mencapai 194,38 juta ton, maka artinya produksi batu bara telah mencapai 29,3% dari target setahun penuh.

Berikut rincian produksi dan ekspor batu bara RI selama Januari-April 2022 Vs 2021:

1. Januari 2022 Vs 2021:
Produksi 44,14 juta ton Vs 47,18 juta ton
Ekspor 9,05 juta ton Vs 29,3 juta ton

2. Februari 2022 Vs 2021:
Produksi 46,7 juta ton Vs 45,63 juta ton
Ekspor 21,01 juta ton Vs 26,71 juta ton

3. Maret 2022 Vs 2021:
Produksi 55,11 juta ton Vs 49,02 juta ton
Ekspor 23,63 juta ton Vs 27,06 juta ton

4. April 2022 Vs 2021:
Produksi 48,43 juta ton Vs 49,63 juta ton
Ekspor 12,82 juta ton Vs 27,74 juta ton.

(wia)