NEWS – Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia | 15 March 2023 20:40
Jakarta, CNBC Indonesia – Cadangan batu bara RI diperkirakan bisa cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga 50 tahun ke depan. Hal tersebut diungkapkan Direktur PT Bayan Resources Tbk (BYAN) Alexander Ery Wibowo.
Alexander mengatakan, Indonesia masih sangat cukup untuk memanfaatkan batu bara dalam 40 hingga 50 tahun ke depan.
Dia mengakui bahwa memang ada kekhawatiran di kalangan para pengusaha tambang batu bara apabila harga batu bara semakin menurun dan cadangan tidak mencukupi. Namun, hal itu menurutnya bisa teratasi dengan hilirisasi atau pengolahan batu bara lebih lanjut menjadi produk lainnya yang lebih bersih.
“Memang cadangan batu bara di Indonesia masih cukup banyak, artinya masih bisa diproduksi sampai 40 hingga 50 tahun ke depan. Tentunya bisa dimanfaatkan, memang ada kekhawatiran apakah industri batu bara akan sunset ke depannya. Tapi saya pikir kekhawatiran itu bisa di-manage sepanjang perusahaan batu bara bisa mengembangkan transformasi dalam hilirisasi,” papar Alexander kepada CNBC Indonesia dalam program ‘Mining Zone’, Rabu (15/3/2023).
Dia menyebutkan, batu bara merupakan salah satu komoditas tambang yang memiliki volatilitas harga yang cukup tinggi. Alexander mengatakan, bila dibandingkan dengan harga batu bara pada periode yang sama di tahun lalu, tahun 2023 ini harga batu bara memang terhitung lebih rendah.
“Batu bara adalah salah satu komoditi yang volatilitasnya cukup tinggi. Memang harga batu bara periode bulan ini tidak setinggi bila dibandingkan tahun lalu,” imbuhnya.
Alexander mengatakan, penurunan harga batu bara ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu konflik geopolitik yakni perang antara Rusia dan Ukraina, di mana sentimen negatif terhadap perang Rusia-Ukraina ini mulai berkurang.
Lalu, krisis energi di Eropa juga terlihat mulai teratasi dengan adanya alternatif pasokan energi seperti gas dari Qatar dan Amerika Serikat. Lalu, pasokan energi di India yang mulai pulih.
“Utamanya, karena berkurangnya sentimen negatif terhadap perang Rusia dan Ukraina. Kedua, adalah krisis energi di Eropa yang sudah mulai teratasi dengan adanya alternatif pasokan LNG dari Qatar atau US. Ketiga adalah krisis listrik di India yang telah berakhir atau membaik,” tuturnya.
Seperti diketahui, harga batu bara belum juga membaik. Pada perdagangan Selasa (14/3/2023), harga batu bara kontrak April di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 187 per ton. Harganya jatuh 2,35%.
Pelemahan kemarin memperpanjang tren negatif harga batu bara yang juga melemah pada Senin pekan ini. Dalam dua hari perdagangan terakhir, harga pasir hitam sudah turun 3,1%.
Pelemahan kemarin juga membuat harga batu bara terlempar dari level psikologis US$ 190 per ton. Melemahnya kembali batu bara masih disebabkan lesunya permintaan serta anjloknya harga gas.
Adapun cadangan batu bara Indonesia tercatat mencapai 34,87 miliar ton, berdasarkan data BP Statistical Review 2021. Indonesia bukan lah pemilik cadangan batu bara terbesar di dunia. Berdasarkan data tersebut, Indonesia “hanya” menduduki posisi ke-7 sebagai negara dengan cadangan batu bara terbesar di dunia.
Pemilik cadangan batu bara terbesar di dunia yaitu Amerika Serikat sebesar 248,94 miliar ton, lalu Rusia 162,17 miliar ton, dan Australia 150,23 miliar ton. Sementara Indonesia tercatat hanya memiliki cadangan batu bara sebanyak 34,87 miliar ton.
Untuk produksi batu bara, berdasarkan data Kementerian ESDM, Indonesia pada 2022 memproduksi batu bara sebanyak 687 juta ton, naik 12% dari produksi pada 2021 yang tercatat sebesar 614 juta ton.
Bahkan, realisasi produksi batu bara pada 2022 ini melampaui target, tepatnya 104% dari target 2022 sebesar 663 juta ton.
Untuk 2023, Indonesia menargetkan bisa memproduksi batu bara mencapai 694 juta ton.
(wia)