RESEARCH – Revo M, CNBC Indonesia | 03 May 2024 07:11

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga batu bara terpantau masih tinggi ditopang kenaikan permintaan listrik di tengah gelombang panas yang terjadi belakangan ini.

Dilansir dari Refinitiv, harga kontrak batu bara Juni acuan ICE Newcastle pada perdagangan Kamis (2/5/2024) naik 0,58% di level US$148,25 per ton. Posisi ini merupakan yang tertinggi sejak 11 Desember 2023 atau empat bulan lebih yang saat itu sempat menyentuh angka US$153 per ton.

Kenaikan kemarin juga memperpanjang rally batu bara menjadi empat hari beruntun. Selama empat hair tersebut, harga batu bara sudah terbang 10%.

Sentimen positif terkait kenaikan harga batu bara juga terjadi di tengah permintaan yang tinggi akibat heat wave atau gelombang panas yang menyelimuti daerah Asia dan ASEAN dalam beberapa minggu terakhir.

Setidaknya hal itu terjadi di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Mulai dari India, Bangladesh lalu Filipina, Thailand, Kamboja, Myanmar, dan Vietnam.

Heat wave yang terjadi tersebut berujung pada peningkatan permintaan listrik untuk pendingin ruangan/AC. Kekeringan dan suhu panas juga akan membuat sumber daya air berkurang sehingga pembangkit tenaga listrik akan berkurang kapasitasnya.

India juga bersiap menghadapi musim panas Pemerintah India memperkirakan permintaan listrik akan mencapai puncak pada musim panas April-Juni. Permintaan listrik diperkirakan akan menembus 250 Giga Watt (GW). Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pada puncak musim panas tahun lalu pada September 2023 yakni 243 Gw.

Untuk mengantisipasi lonjakan penggunaan listrik dan batu bara di pembangkit, pemerintah India sudah meminta pembangkit untuk mengimpor batu bara lebih awal.

India juga sudah menggenjot produksi menjadi 78,69 juta ton pada April. Produksi tersebut naik 7,41% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

India pernah merasakan pengalaman pahit saat mengalami krisis energi pada musim panas 2022 karena tingginya permintaan listrik di tengah gelombang panas.

Pada Maret lalu, pemerintah India memperpanjang mandatory 6% batu bara impor untuk perusahaan pembangkit batu bara hingga Juni 2024.

Kewajiban tersebut untuk mengantisipasi lonjakan kenaikan energi pada puncak musim panas mendatang. Pemerintah India sudah menerapkan kewajiban impor batu bara pada 2022. Pada awal kebijakan berlaku, besaran impor ditetapkan sebesar 10%. Besaran mandatory kemudian diturunkan menjadi 6% pada Januari 2023 dan 4% pada September 2023.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com

(rev/rev)