RESEARCH – Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia | 12 April 2024 10:00
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga batu bara kembali menguat dan mampu bertahan di atas level psikologis US$ 130 per ton sepanjang lima hari beruntun. Kenaikan harga terjadi seiring dengan pecahnya serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina dan lonjakan permintaan China.
Menurut data yang diperoleh dari Refinitiv, pada perdagangan Kamis (11/4/2024), harga batu bara ICE Newcastle untuk kontrak Mei ditutup pada level US$ 132 per ton atau mengalami penguatan sebesar 1,54%. Meski menguat, harga batu bara sepanjang Mei terpantau tidak mengalami perubahan jika dibandingkan bulan sebelumnya.
Serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina menyebabkan kekhawatiran untuk pedagang komoditas, sebab permasalahan ini dapat menyebabkan adanya serangan balasan pada Rusia sebagai eksportir penting dunia.
“Serangan intensif terhadap aset listrik dan gas Ukraina membuat pasar panik,” kata seorang pedagang gas yang dikutip dari Reuters.
Rudal dan drone Rusia menghancurkan sebuah pembangkit listrik besar di dekat Kyiv dan mengenai fasilitas listrik di beberapa wilayah Ukraina pada Kamis lalu, kata pejabat resmi. Adanya serangan ini diperkirakan turut menjadi faktor permintaan melonjak untuk memastikan pasokan energi berbagai negara.
Serangan tersebut menghancurkan sepenuhnya pembangkit listrik termal batu bara Trypilska di dekat ibu kota, sementara serangan juga menyerang dua situs penyimpanan gas bawah tanah sebelumnya namun fasilitas tersebut tetap beroperasi.
Sebagian besar kapasitas penyimpanan gas Ukraina berada di bagian barat negara itu dan dapat menyimpan sekitar 30 miliar meter kubik gas, dengan kapasitas juga ditawarkan kepada pelanggan Eropa.
Beralih ke China sebagai konsumen terbesar dunia, salah satu faktor penguatan harga batu bara terjadi seiring dengan tren musim panas yang akan datang. Sentimen ini memacu untuk pasokan kembali ditingkatkan, sebagai langkah mencegah kekhawatiran lonjakan harga saat terjadi suhu panas tahun lalu.
Sebagai informasi, China pada tahun lalu dilanda gelombang suhu panas mencapai 52,2 derajat Celcius yang memacu permintaan pendingin ruangan yang membutuhkan energi tinggi.
impor semua jenis batu bara melalui laut ke China mencapai 97,43 juta metrik ton antara Januari dan Maret 2024, meningkat 16,9% dari 83,36 juta ton yang diimpor pada kuartal yang sama tahun lalu, data yang dikumpulkan oleh analis komoditas Kpler dan dikutip oleh Reuters pada Selasa.
Perkiraan lonjakan impor batu bara melalui jalur laut ini kontras dengan perkiraan sebelumnya bahwa seluruh impor batu bara China pada tahun ini pada dasarnya akan tetap sama dibandingkan 2023.
Impor batu bara China tahun ini diperkirakan setelah mencapai rekor tertinggi pada 2023, kata seorang eksekutif di perusahaan utilitas milik negara China, Guangdong Energy Group, bulan lalu.
Impor batubara China melonjak tahun lalu sebesar 62% ke rekor tertinggi sebesar 474,42 juta metrik ton, didorong oleh tingginya permintaan, batubara domestik berkualitas rendah, dan harga domestik yang lebih tinggi.
Tahun ini, impor diperkirakan mencapai antara 450 juta hingga 500 juta metrik ton, kata Wu Wenbin, kepala manajemen batubara di Guangdong Energy Group, yang dikutip Reuters bulan lalu.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(mza/mza)