Romys Binekasri, CNBC Indonesia | 23 October 2024 17:05

Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan inspeksi yang saat ini tergabung menjadi bagian dari holding BUMN Jasa Survei atau ID Survey PT SUCOFINDO mengaku menjadikan hilirisasi industri sebagai salah satu ladang bisnis-nya saat ini dan ke depan.

Pihaknya mengincar jasa layanan Testing, Inspection, and Certification (TIC), seperti sertifikasi dan pengujian produk/bahan baku dan sertifikasi sistem manajemen, verifikasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri, sertifikasi SNI, monitoring dan audit lingkungan, dan peran lainnya seperti konsultansi untuk berbagai sektor industri sebagai sumber cuan miliknya.

Direktur Utama PT SUCOFINDO, Jobi Triananda mengungkapkan, selain peran strategisnya dalam mendukung hilirisasi industri, perusahaan milik negara ini juga menunjukkan pertumbuhan yang konsisten dalam pengelolaan aset perusahaan. Dimulai dari tahun 2019, PT SUCOFINDO berhasil mencatat total aset sebesar Rp 3,6 triliun yang merupakan hasil dari ekspansi bisnis layanan jasa inspeksi, pengujian, dan sertifikasi di berbagai sektor industri.

“Di tahun 2022, aset perusahaan meningkat sebesar 4,2 triliun. Hal tersebut didorong oleh diversifikasi layanan di berbagai sektor, seperti mineral dan batu bara, minyak dan gas, hingga pembangkit listrik,” ujarnya, Rabu (23/10/2024).

Sementara di tahun 2023, perusahaan TIC ini berhasil meningkatkan total asetnya menjadi Rp 4,6 triliun dari jasa inspeksi, supervisi, dan pengujian produk batubara, analisis dan monitoring kualitas air limbah, termasuk air laut, dan verifikasi peralatan industri migas. Kemudian di tahun 2024 sampai dengan realisasi September 2024, total aset PT SUCOFINDO mencapai Rp 4,9 triliun. Peningkatan ini masih didominasi oleh sektor mineral dan batubara.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Evi Afiatin, menunjukkan catatan pembukuan PT SUCOFINDO. Evi Afiatin menjelaskan untuk pencapaian pendapatan di tahun 2023 mencapai Rp 3,04 triliun dan laba bersih sebesar Rp 401 miliar, meningkat dibandingkan dengan tahun 2022 yang sebesar Rp 2,9 triliun dan laba bersih sebesar 351 Rp miliar.

Pada pencapaian ini tak lepas dari strategi jangka panjang perusahaan yang berfokus pada inovasi layanan mendukung tata kelola pertambangan yang bertanggung jawab, digitalisasi, serta penguatan portofolio jasa green di sektor-sektor kunci seperti energi terbarukan dan infrastruktur.

(ayh/ayh)