Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia | 09 September 2024 20:30

Nusa Dua, CNBC Indonesia – Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, pentingnya memiliki rencana yang sangat rinci dalam melakukan transisi energi di Indonesia.

Luhut menilai dalam upaya menyeimbangkan antara kebutuhan mengurangi emisi karbon dan menjaga pertumbuhan ekonomi, pemerintah menekankan bahwa transisi energi harus dilakukan dengan hati-hati.

Ia lantas mengingatkan bahwa transisi yang dilakukan secara terburu-buru tanpa mempertimbangkan peran penting pembangkit base load, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara, dapat menjadi sangat berbahaya bagi ekonomi nasional.

“Kami ingin memiliki rencana yang sangat rinci untuk melakukan transisi energi ini. Karena kita harus berhati-hati. Jika kita tidak menjaga base load itu akan sangat berbahaya bagi ekonomi kita. Kami ingin melakukan transisi energi, tetapi pada saat yang sama, kami juga ingin melihat pertumbuhan ekonomi kami,” ungkap Luhut dalam acara Coaltrans Asia 2024, Senin (9/9/2024).

Luhut menyadari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 tercatat hanya sekitar 5%. Namun demikian, dalam waktu 10-20 tahun ke depan, pihaknya menargetkan pertumbuhan ekonomi berada di sekitar 6,5% atau lebih.

“Yang menurut saya sangat bisa dicapai. Karena kami memiliki banyak hal lain yang dapat kami kembangkan dengan baik,” ujar Luhut.

Terlebih lagi, di Indonesia saat ini, banyak hal yang sudah didigitalisasi. Misalnya, seperti e-katalog dan Sistem Informasi Mineral dan Batubara (SIMBARA) untuk batu bara dan timah serta komoditas lainnya.

“Itu, menurut saya, menjadi sumber pendapatan baru bagi pemerintah Indonesia. Dan ini juga, menurut saya, mengubah ekonomi kita menjadi lebih efisien, lebih tangguh. Karena saya bisa menunjukkan nanti peningkatan pendapatan dari batu bara. Karena sekarang semuanya harus didigitalisasi. Jadi, semua harus terhubung dengan Simbara,” katanya.

(pgr/pgr)