DPMPTSP Banten, CNN Indonesia | Senin, 05/07/2021 16:47 WIB
Jakarta, CNN Indonesia — Sebagai penggerak ekonomi, kebutuhan energi di sektor industri diperkirakan terus meningkat dan mendominasi total kebutuhan energi final pada 2050 mendatang.
Berdasarkan Outlook Energi Indonesia 2020, pada Skenario Business As Usual (BAU), diperkirakan selama 2018 sampai 2050 total kebutuhan energi final meningkat rata-rata sebesar 3,9 persen per tahun.
Sementara itu, kapasitas pembangkit listrik nasional pada 2018 mencapai 64 GW, dengan pangsa terbesar PLTU batubara yang mencapai 45 persen, sedangkan pangsa pembangkit EBT baru sekitar 15 persen.
Sebagai daerah industri, pariwisata, dan aktivitas bisnis, kebutuhan energi di Provinsi Banten terus meningkat, salah satunya adalah kebutuhan energi tenaga listrik.
Berdasarkan data PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN), pemakaian daya listrik di Banten saat ini sebesar 3.416 MW dengan kapasitas pembangkit yang ada di Banten sebesar 6.935 MW.
Bila melihat kapasitas pembangkit yang ada di Banten tersebut, maka kebutuhan tersebut sudah terpenuhi. Bahkan kebutuhan energi listrik di Banten surplus dan bisa memasok kebutuhan listrik jaringan Jawa-Madura-Bali, sehingga Banten sangat layak disebut sebagai lumbung energi nasional.
Terbaru, pembangunan proyek PLTU Suralaya Unit 9 dan 10 ditargetkan bisa beroperasi pada 2023. Proyek ini diperkirakan menelan investasi Rp30 triliun hingga Rp 40 triliun, dimana saat ini PT Barito Pacific Tbk (BRPT) telah ambil bagian dalam investasi ini Bersama PT. Indo Raya Tenaga (IRT).
Pengerjaan konstruksi PLTU dengan teknologi ultra super critical itu akan menyerap hingga 10.000 tenaga kerja lokal dan nasional.
Investasi Sektor Energi
Saat ini di wilayah Provinsi Banten terdapat beberapa pembangkit listrik, dengan kondisi eksisting seperti PLTU Suralaya dengan kapasitas 4.025 MW, PLTU Labuan dengan kapasitas 600 MW, PLTU Lontar kapasitas 945 MW, PLTU Cilegon degan kapasitas 740 MW, dan PLTU Banten kapasitas 625 MW.
Rencana pembangunan pembangkit listrik tambahan di Banten sebesar 3.315 MW, maka kapasitas daya listrik akan menjadi 10.250 MW, sehingga berdasarkan proyeksi pertumbuhan beban sampai dengan tahun 2024 sebesar 5.101 MW, maka ketersediaan energi listrik sampai 5 tahun kedepan sangat siap untuk mendukung perekonomian dan iklim investasi di Provinsi Banten.
Untuk menopang kegiatan industri di Banten, saat ini telah terdapat jaringan pipa transmisi gas bumi yang membentang dari pipa transmisi Pagardewa Sumatera Selatan, Labuhan Maringgai-Cilegon melalui jalur bawah laut sepanjang 105 km off shore (laut dalam) kemudian terhubung ke Cirebon untuk memberi suplai gas ke kawasan industri Krakatau Steel dan wilayah industri di Banten Utara.
“Ini adalah potensi investasi dimana pengusaha bisa ikut terlibat dalam proyek energi yang menjanjikan ini,” demikian dikatakan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Banten, Mahdani.
Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, saat GrounBreaking perluasan kapasitas PT.Cabot Indonesia di KIEC Cilegon. (Dok. DPMPTSP Banten)
|
Peluang Investasi
Potensi dan peluang investasi di Banten pada sektor energi baru dan terbarukan sangat menjanjikan. Pada sektor listrik geothermal atau panas bumi, berdasarkan data mencapai 626 MW yang tersebar di wilayah Banten.
Salah satu yang sudah berjalan adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi atau Geothermal di Kampung Batukuwung, Kabupaten Serang dan sebagian Kabupaten Pandeglang dengan potensi listrik 110 MW. Pembangunan Gheotermal tersebut telah berada tepat di Kaldera Danau Banten yang meliputi kawasan Gunung Karang, Gunung Pulosari Pulosari, dan Rawa Dano dengan
Selain di Kaldera Danau Banten, potensi panas bumi juga tersedia di Gunung Endut di Kabupaten Lebak dengan potensi 88 MW. Dengan demkian, ini menjadi peluang bagi investor untuk terlibat dalam investasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Banten.
Selain panas bumi, potensi investasi energi yang memungkinkan dimanfaatkan untuk menjadi pembangkit tenaga listrik adalah batubara. Potensi batu bara yang mencapai 26 juta ton dan berpusat di Banten bagian Selatan.
“Keberadaan sumber daya batubara ini berpotensi untuk pengembangan pembangunan pembangkit listrik skala kecil dengan bahan bakar utama batu bara,” ujarnya.
“Pembangunan dan pengembangan sektor energi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri serta antisipasi kebutuhan pasokan dimasa yang akan datang di wilayah Banten dan daerah lainnya akan terus ditingkatkan,” kata Mahdani.
Berdasarkan data realisasi investasi Banten pada 2020, nilai investasi sektor energi listrik, gas, dan air mencapai Rp14 triliun dengan 186 proyek.Disampaikan pula, secara umum perkembangan investasi sektor energi ini tumbuh positif.
Pada Penanaman Modal Asing (PMA), sektor ini mencapai Rp9,8 triliun dengan 55 proyek. Sementara untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp4,3 triliun dengan 131 proyek.
Kemudahan Berusaha
Upaya Pemerintah Provinsi Banten dalam mendatangkan investor untuk mengakselerasi roda perekonomian daerah dan menanggulangi pengangguran melalui pembukaan lapangan kerja seluas-luasnya, bukanlah isapan jempol semata.
Dalam berbagai kesempatan, Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan akan memberikan pelayanan terbaik kepada pengusaha yang memiliki komitmen membangun usaha bersama untuk membuka peluang usaha.
“Dan tentunya untuk kesejahteraan masyarakat Banten,” ungkap Wahidin Halim saat beraudiensi dengan stakeholder dan pengusaha di Modernland Cikande.
Untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan pelayanan perizinan bagi Pelaku Usaha, DPMPTSP Provinsi Banten telah mempunyai pelayanan SIPEKA atau sistem Pelayanan Izin Elektronik Terbuka. Pelaku Usaha dapat mengaksesnya melalui sipeka.bantenprov.go.id.
Permohonan Izin maupun Pemenuhan Komitmen Online Single Submission kini dapat dilakukan dengan mudah di manapun dan kapanpun.
Manfaatkan juga layanan konsultasi dan pengaduan secara daring melalui whatsap di nomor 087767777707. Ayo urus perizinan anda secara mandiri melalui SIPEKA. SIPEKA, aman, cepat dan realtime.
(osc)