RESEARCH – mae, CNBC Indonesia | 21 June 2023 15:50
Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia mengekspor batu bara sebanyak 152,97 juta ton pada Januari-April tahun ini. Salah satu pasar terbesar batu bara RI adalah Amerika Serikat (AS).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan volume ekspor batu bara (HS 2701) ke AS mencapai 3,11 juta ton pada April 2023. Jumlah tersebut sebenarnya turun 7,8% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm) tetapi melonjak 13,6% dibandingkan April 2022 (year on year/yoy).
Secara kumulatif, volume ekspor batu bara Indonesia ke AS pada Januari-April tahun ini mencapai 14,19 juta ton. Jumlah tersebut melonjak 19,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
AS adalah pasar batu bara terbesar ke empat buat Indonesia pada April tahun ini. AS hanya kalah dari India, Pakistan, dan China. Ketiga negara tersebut memang dikenal sangat menggantungkan produksi listriknya dari pembangkit batu bara.
Namun, bila dilihat dari nilai, AS tidak masuk dalam 10 besar pasar terbesar batu bara Indonesia. China masih menyumbang devisa terbesar untuk batu bara RI diikuti dengan India, Jepang, dan Filipina.
Data BPS menunjukkan nilai ekspor batu bara RI pada Mei mencapai US$ 3 miliar. Nilai tersebut turun 6,7% (mtm) dan jeblok 31,8% (yoy).
Secara kumulatif, nilai ekspor batu bara pada Januari-Mei tahun ini mencapai US$ 16,44 miliar atau turun 0,62% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Harga batu bara memang turun jauh pada tahun ini dibandingkan tahun lalu. Batu bara sempat menyentuh rekor dua kali pada 2022 karena imbas perang Rusia-Ukraina, embargo Eropa, serta krisis energi di Tiongkok dan India.
China mengimpor batu bara senilai US$ 688 juta pada Mei tahun ini. Nilai tersebut terbang 84,7% dibandingkan tahun lalu.
Di bawah China ada India yang mengimpor batu bara senilai US$ 578,5 juta pada Mei tahun ini. Nilai tersebut turun 67,3% dibandingkan Mei tahun lalu.
Volume ekspor ke AS yang termasuk besar sementara dari nilai sangat kecil menunjukkan jika Amerika lebih banyak mengimpor batu bara berkalori rendah yang banderol harganya rendah pula.
Batu bara yang biasa diimpor AS memiliki kadar sulfur rendah yang banyak dipakai pembangkit batu bara di bagian timur AS.
AS merupakan salah satu produsen dan eksportir terbesar batu bara di dunia, tetapi didominasi batu bara kokas.
Data Adminstrasi Informasi Energi AS (EIA) memperkirakan produksi batu bara AS pada 2022 mencapai 535 juta ton. Produksi tersebut hanya kalah dari China, India, dan Indonesia.
Ekspor batu bara AS tercatat 70 juta ton, hanya kalah dari Indonesia, Australia, dan Rusia.
Masih adanya impor batu bara dari AS menunjukkan jika pembangkit batu bara belum mati di Negara Paman Sam. Padahal, AS adalah motor utama penggerak kampanye pengurangan emisi karbon.
Presiden AS Joe Biden bahkan berjanji jika AS dan negara G7 akan menyalurkan dana hingga US$ 20 miliar atau sekitar Rp 300 kepada Indonesia untuk mempercepat pelaksanaan transisi energi di Indonesia.
Pendanaan ini nantinya dimasukkan ke dalam payung Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE). Salah satunya untuk suntik mati PLTU.
CNBC INDONESIA RESEARCH